VIVAnews - Seolah menantang Panitia Khusus Hak Angket Century, puluhan bankir mendatangi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono guna memberikan dukungan kepada pemerintah atas kebijakan yang diambil terkait dengan bail-out PT Bank Century Tbk.
"Kami berkeyakinan kebijakan pemerintah menyelamatkan Bank Century adalah kebijakan yang benar," ujar Dirut Bank Mandiri Agus Martowardojo saat menyampaikan sambutan mewakili masyarakat perbankan di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 1 Maret 2010.
"Kami berkeyakinan kebijakan pemerintah menyelamatkan Bank Century adalah kebijakan yang benar," ujar Dirut Bank Mandiri Agus Martowardojo saat menyampaikan sambutan mewakili masyarakat perbankan di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 1 Maret 2010.
Selain Agus, puluhan dirut bank papan atas mendatangi Presiden SBY. Beberapa diantaranya adalah Dirut Bank Mandiri Agus Martowardojo, Dirut BNI Gatot Suwondo, Dirut BTN Iqbal Latanro, Dirut BCA DE Setijoso, Dirut Bank Mutiara Maryono, dan para bankir lainnya.
Dia mengakui dalam penyelamatan itu, kemungkinan ada proses terabaikan. Namun, itu menjadi pelajaran masa depan jangan terulang. Kebijakan tidak bisa dijalankan secara utuh karena dalam situasi krisis.
Agus menjelaskan pada masa krisis, masyarakat perbankan Indonesia benar-benar menghadapi masalah. Mereka tidak bisa menyalurkan dana, menghadapi masalah likuiditas, ketersediaan dana valas kosong karena dana kabur dari Indonesia. "Pada saat itu, valas susah, bursa saham dan obligasi juga jatuh," katanya.
Karenanya, kata Agus, masyarakat perbankan menyampaikan apresiasi kepada pemerintah SBY yang cepat merespons. "Kami ingat diundang ke istana bersama bankir, pengusaha, dan gubernur seluruh Indonesia," ujar dia.
Saat itu, Presiden SBY memberikan pengarahan 10 prioritas. Presiden, kata dia, telah membesarkan hati perbankan dan dunia usaha sehingga Indonesia bisa melewati krisis ini.
"Secara khusus, ingin kami sampaikan rasa bangga dan terimakasih karena kami yang ada di perbankan dapat menjalani perbankan, paling tidak 5 tahun terakhir dengan kondisi baik dan stabil," ujar Agus.
Pernyataan Agus ini berseberangan dengan para anggota Panitia Khusus Hak Angket Bank Century yang menyatakan bahwa kebijakan bail-out Bank Century salah. Besok DPR akan menggelar sidang paripurna guna memutuskan pendapat soal kebijakan pemerintah tersebut.
Dia mengakui dalam penyelamatan itu, kemungkinan ada proses terabaikan. Namun, itu menjadi pelajaran masa depan jangan terulang. Kebijakan tidak bisa dijalankan secara utuh karena dalam situasi krisis.
Agus menjelaskan pada masa krisis, masyarakat perbankan Indonesia benar-benar menghadapi masalah. Mereka tidak bisa menyalurkan dana, menghadapi masalah likuiditas, ketersediaan dana valas kosong karena dana kabur dari Indonesia. "Pada saat itu, valas susah, bursa saham dan obligasi juga jatuh," katanya.
Karenanya, kata Agus, masyarakat perbankan menyampaikan apresiasi kepada pemerintah SBY yang cepat merespons. "Kami ingat diundang ke istana bersama bankir, pengusaha, dan gubernur seluruh Indonesia," ujar dia.
Saat itu, Presiden SBY memberikan pengarahan 10 prioritas. Presiden, kata dia, telah membesarkan hati perbankan dan dunia usaha sehingga Indonesia bisa melewati krisis ini.
"Secara khusus, ingin kami sampaikan rasa bangga dan terimakasih karena kami yang ada di perbankan dapat menjalani perbankan, paling tidak 5 tahun terakhir dengan kondisi baik dan stabil," ujar Agus.
Pernyataan Agus ini berseberangan dengan para anggota Panitia Khusus Hak Angket Bank Century yang menyatakan bahwa kebijakan bail-out Bank Century salah. Besok DPR akan menggelar sidang paripurna guna memutuskan pendapat soal kebijakan pemerintah tersebut.
heri.susanto@vivanews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar