VIVAnews - Kasus Century tak hanya 'sukses' memanaskan rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) hari ini. Di luar Gedung Dewan, suasana bahkan ricuh. beberapa kali terjadi bentrok antara demonstran dengan aparat kepolisian.
Namun, ada juga yang senang di balik hiruk pikuk demo Century.Salah satunya para penjual yang mengadu untung di tengah demo.
Mulai dari permen, tisu, minuman, makanan, hingga perlengkapan demo seperti topi, masker penutup mulut, dan kacamata, laris manis.
Sebagian dari mereka memang biasa mangkal di luar gerbang gedung DPR, sebagian lagi biasa berjualan di tempat-tempat lain yang tidak jauh dari gedung DPR.
Salah satunya Sayidi. Lelaki tua yang berjualan minuman ini biasanya berjualan di Stadion Gelora Bung Karno.
"Saya biasanya jualan di stadion gelora, tapi karena mendengar ada demo di sini, saya ke sini," ungkap Sayidi.
Mbuh Lesmana juga mengatakan hal yang sama. Lelaki berumur 35 tahun ini biasanya berjualan roti di Monumen Nasional.
"Saya di sini dari jam11, sampai demonya selesai, sampai sepi," katanya.
Sayidi dan Lesmana mengaku pindah berjualan ke gedung DPR sore ini karena bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
"Biasanya dapat Rp 80 ribu, kalau ada demo dapat sampai Rp 100 ribu," kata Sayidi.
Lesmana pun mengungkapkan hal yang sama. Dia mengaku keuntungannya bisa meningkat 50 persen dibanding hari biasanya.
Deri yang memang selalu berjualan di depan gerbang gedung DPR juga menyatakan hal yang sama.
"Biasanya dapat 400 ribu, kalau ada demo kayak gini bisa dapat Rp 600 ribu. Apalagi kalau ramai kayak ini," ungkap lelaki 22 tahun itu.
Walaupun mendapatkan keuntungan yang lebih banyak, mereka mengaku takut terkena lemparan atau semprotan gas air mata.
"Takut sih, tapi sudah biasa," kata Deri sambil tersenyum.
Sayidi juga mengaku takut. "Tapi harus gimana lagi, cari uang buat makan," ungkapnya.
Saat ditanya apakah tau masalah yang didemokan, mereka mengatakan hal yang sama. "Apapun masalahnya bodoh amat, yang penting saya dapat keuntungan lebih banyak," kata Lesmana.
Walaupun begitu mereka tidak mau melihat wakil rakyat dalam DPR ricuh. "Apapun masalahnya ya diselesaikan. Malu sama orang kayak saya," ungkap Deri.
Laporan: Djamila
Namun, ada juga yang senang di balik hiruk pikuk demo Century.Salah satunya para penjual yang mengadu untung di tengah demo.
Mulai dari permen, tisu, minuman, makanan, hingga perlengkapan demo seperti topi, masker penutup mulut, dan kacamata, laris manis.
Sebagian dari mereka memang biasa mangkal di luar gerbang gedung DPR, sebagian lagi biasa berjualan di tempat-tempat lain yang tidak jauh dari gedung DPR.
Salah satunya Sayidi. Lelaki tua yang berjualan minuman ini biasanya berjualan di Stadion Gelora Bung Karno.
"Saya biasanya jualan di stadion gelora, tapi karena mendengar ada demo di sini, saya ke sini," ungkap Sayidi.
Mbuh Lesmana juga mengatakan hal yang sama. Lelaki berumur 35 tahun ini biasanya berjualan roti di Monumen Nasional.
"Saya di sini dari jam11, sampai demonya selesai, sampai sepi," katanya.
Sayidi dan Lesmana mengaku pindah berjualan ke gedung DPR sore ini karena bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
"Biasanya dapat Rp 80 ribu, kalau ada demo dapat sampai Rp 100 ribu," kata Sayidi.
Lesmana pun mengungkapkan hal yang sama. Dia mengaku keuntungannya bisa meningkat 50 persen dibanding hari biasanya.
Deri yang memang selalu berjualan di depan gerbang gedung DPR juga menyatakan hal yang sama.
"Biasanya dapat 400 ribu, kalau ada demo kayak gini bisa dapat Rp 600 ribu. Apalagi kalau ramai kayak ini," ungkap lelaki 22 tahun itu.
Walaupun mendapatkan keuntungan yang lebih banyak, mereka mengaku takut terkena lemparan atau semprotan gas air mata.
"Takut sih, tapi sudah biasa," kata Deri sambil tersenyum.
Sayidi juga mengaku takut. "Tapi harus gimana lagi, cari uang buat makan," ungkapnya.
Saat ditanya apakah tau masalah yang didemokan, mereka mengatakan hal yang sama. "Apapun masalahnya bodoh amat, yang penting saya dapat keuntungan lebih banyak," kata Lesmana.
Walaupun begitu mereka tidak mau melihat wakil rakyat dalam DPR ricuh. "Apapun masalahnya ya diselesaikan. Malu sama orang kayak saya," ungkap Deri.
Laporan: Djamila
Tidak ada komentar:
Posting Komentar