Kamis, 29 Oktober 2009

ACER ASPIRE 573dg



TEMPO Interaktif, Jakarta - Ada banyak cara untuk membuat laptop tak biasa. Acer tampaknya tahu betul hal itu. Maka perusahaan asal Taiwan ini pun meluncurkan Acer Aspire 573DG. Keunikannya, inilah laptop pertama di dunia dengan layar lebar yang mendukung gambar tiga dimensi (3D).

Dari berbagai informasi yang dikumpulkan, diketahui bahwa Aspire 573DG adalah bagian dari seri Gemstone yang legendaris. Tubuhnya cukup tebal dengan dimensi 15,1 x 9,9 x 1,4 inci. Jangan bandingkan dengan Acer Aspire Timeline yang langsing dan ringan itu. Jauh berbeda.

Bila dibandingkan dengan desain tubuh HP Pavilion Dv6 atau Gateway NV5807u, Aspire 573DG memang masih kurang gaya. Tapi ia juga sesungguhnya tak sekaku Dell Studio 1555.

Bobotnya hampir 2,8 kilogram. Tentu bukan komputer jinjing yang nyaman disandang di bahu atau dijinjing dalam waktu lama.

Tawaran utamanya tentu saja kemampuan layar 15,6 incinya menampilkan gambar tiga dimensi. Ini semua berkat hardware berupa sepasang kaca 3D stereoscopic yang polarized, yakni bisa dilihat secara baik pada pencahayaan sehari-hari. Teknologi ini didatangkan oleh DDD TriDef, yang menyediakan peranti keras dan lunaknya sekaligus.

Kombinasi peranti keras dan lunak ini tak hanya mampu menampilkan gambar yang sudah dari sananya berupa tampilan 3D. Gambar dua dimensi (2D) pun bisa diubah menjadi 3D pada layar beresolusi 1.366 x 768 (resolusi standar untuk menampilkan gambar 3D secara optimal) itu. Termasuk foto, video game, dan video.

TriDef sudah membenamkan beberapa content yang sudah diubah menjadi 3D. Bagi yang ingin melakukan perubahan pada koleksi gambar, game, atau videonya, bisa memakai tool TriDef.

Malah, mengubah tampilan 2D menjadi 3D juga singkat, meski Acer memakai teknologi dari pihak lain. Hal itu bisa dilakukan secara instan dan mudah, asalkan pengguna membuka semua berkas multimedia itu melalui Media Portal-nya TriDef. Bila tidak, tampilannya tak akan berubah meski layarnya 3D.

Pengujian yang dilakukan PC Magazine, untuk foto, render-nya akan menghasilkan tampilan 3D yang bagus. Pada foto yang beresolusi tinggi, tampilan 3D jauh lebih dalam.

Masalahnya, pada video 2D dan DVD, perubahan ini tak terlalu kentara. Efek 3D sulit dideteksi pada format video WMV, AVI, dan MPEG. Teknologi DDD TriDef juga belum mengenali format H.264 dan MP4. Ia sementara hanya mengenali atau mengubah format dengan lebih baik pada format video definisi tinggi.

"Pada musim liburan ini, kami melihat bahwa content 3D sangat populer pada film dan video game," kata Ray Sawall, Senior Manager Product Marketing Acer Amerika, pada siaran persnya kemarin.

Adapun pembuat produk elektronik konsumen akhir-akhir ini tengah berlomba-lomba membuat perangkat yang bisa menghadirkan content 3D ke pengguna. Sejauh ini, diskusi masalah itu lebih sering terdengar di industri televisi seperti yang sedang digarap Panasonic, Mitsubishi, dan Sony, yang berencana melempar televisi yang kompatibel dengan 3D ke pasar pada 2010.

Di bisnis komputer, ceritanya masih minimal. Acer adalah satu dari yang sedikit vendor yang mencoba menghadirkan tren layar 3D pada komputer jinjing. Tampilan 3D bisa diraih hanya dengan beberapa klik pada tetikus dan itu tanpa membutuhkan kartu grafis khusus.

Aspire 5738DG sudah memakai sistem operasi Windows 7 yang diluncurkan oleh Microsoft secara resmi di seluruh dunia kemarin. Laptop ini dibanderol US$ 780. Prosesornya mengandalkan Intel Core 2 Duo, cip grafis ATI Mobility Radeon HD 4570. Selain itu, memori RAM 4 gigabita (GB), hard disk 320 GB, sebuah kamera web, dan TouchPad yang mengenali berbagai gestur jari-jari.

1 komentar: