VIVAnews - Pengurus Cabang GP Ansor Boyolali memperingati tujuh hari wafatnya mendiang mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dengan menggelar tahlilan dan doa bersama. Selain warga nahdlyin, acara juga dihadiri elemen masyarakat dari berbagai lintas agama dan etnis.
Sekretaris GP Ansor Boyolali, M Anis Zahroni mengatakan, acara tahlilan akbar mengenang tujuh hari wafatnya Gus Dur dilakukan di pendopo Kabupaten Boyolali, Selasa, 5 Januari 2010.
Acara tahlilan yang dipadu dengan doa bersama dan renungan itu akan dihadiri oleh warga nahdlyin yang ada di Boyolali. Bahkan, kegiatan malam peringatan tujuh hari ini dihadiri pula oleh bupati, umat Katholik, umat Kristen Jawa, etnis Tionghoa dan aktivis pro demokrasi. Dengan demikian, jumlah peserta yang hadir ditargetkan mencapai 5.000 orang.
"Elemen masyarakat lintas agama dan etnis sangat menyambut baik digelarnya acara itu. Bahkan, Bupati Boyolali Sri Mulyanto, tokoh umat Katholik Romo Yohanes Sunyoto, tokoh umat Kristen dari GKJ Pendeta Simon Yulianto dan perwakilan tokoh etnis Tionghoa, Deddy Irwanto, menghadirinya," kata Anis kepada VIVAnews.
Menurut dia, acara akan diawali dengan pembacaan tahlil dan doa bersama. Setelah itu, dilanjutkan dengan malam perenungan. Nantinya, tokoh lintas agama maupun etnis akan diberikan kesempatan untuk bicara atau bercerita mengenai mendiang mantan Presiden RI ke-4 itu.
Dilibatkannya semua elemen masyarakat dari berbagai agama dan etnis ini, menjunjung semangat pluralisme, multikulturalisme dan demokrasi yang selalu didengungkan oleh Gus Dur. "Gus Dur tidak hanya milik warga nahdlyin, namun beliau merupakan tokoh milik bersama semua agama dan etnis," tegas Anis.
Laporan: Fajar Sodiq l Solo
Sekretaris GP Ansor Boyolali, M Anis Zahroni mengatakan, acara tahlilan akbar mengenang tujuh hari wafatnya Gus Dur dilakukan di pendopo Kabupaten Boyolali, Selasa, 5 Januari 2010.
Acara tahlilan yang dipadu dengan doa bersama dan renungan itu akan dihadiri oleh warga nahdlyin yang ada di Boyolali. Bahkan, kegiatan malam peringatan tujuh hari ini dihadiri pula oleh bupati, umat Katholik, umat Kristen Jawa, etnis Tionghoa dan aktivis pro demokrasi. Dengan demikian, jumlah peserta yang hadir ditargetkan mencapai 5.000 orang.
"Elemen masyarakat lintas agama dan etnis sangat menyambut baik digelarnya acara itu. Bahkan, Bupati Boyolali Sri Mulyanto, tokoh umat Katholik Romo Yohanes Sunyoto, tokoh umat Kristen dari GKJ Pendeta Simon Yulianto dan perwakilan tokoh etnis Tionghoa, Deddy Irwanto, menghadirinya," kata Anis kepada VIVAnews.
Menurut dia, acara akan diawali dengan pembacaan tahlil dan doa bersama. Setelah itu, dilanjutkan dengan malam perenungan. Nantinya, tokoh lintas agama maupun etnis akan diberikan kesempatan untuk bicara atau bercerita mengenai mendiang mantan Presiden RI ke-4 itu.
Dilibatkannya semua elemen masyarakat dari berbagai agama dan etnis ini, menjunjung semangat pluralisme, multikulturalisme dan demokrasi yang selalu didengungkan oleh Gus Dur. "Gus Dur tidak hanya milik warga nahdlyin, namun beliau merupakan tokoh milik bersama semua agama dan etnis," tegas Anis.
Laporan: Fajar Sodiq l Solo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar